
Semarang, 21 Agustus 2024 – UIN Walisongo Semarang menggelar prosesi Wisuda Sarjana ke-93, Magister ke-60, dan Doktor ke-36 di Auditorium 2 Kampus 3. Salah satu momen penting dalam acara tersebut adalah penobatan Maulida Nurul Badriyyah sebagai Wisudawan Magister (S-2) Terbaik dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Maulida, lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ini meraih IPK 3,8.
Maulida, yang akrab dipanggil Ida, lahir di Karangrowo, Wonosalam, Demak. Anak kedua dari empat bersaudara ini telah dua tahun terakhir mengabdikan diri sebagai guru Bahasa Arab di MA Ibrohimiyyah Mranggen, Demak. Ayahnya, seorang guru yang sangat berperan besar dalam perjalanan akademisnya, selalu memantau perkembangan studinya, memberi nasihat, dan mendorongnya untuk rajin. Sang ibu, dengan doa-doa tulusnya, terus memberikan dukungan spiritual.
Namun, perjalanan Maulida tidak selalu berjalan mulus. Pada semester kedua, ia kehilangan sang ayah yang selama ini menjadi panutan dan sumber semangatnya. Duka mendalam sempat membuatnya hampir putus asa, tetapi Maulida mampu bangkit. Nasihat yang pernah ia terima tentang mengalihkan energi dari cinta dan patah hati menjadi sesuatu yang positif dan kreatif, menjadi pegangan dalam mengatasi kesedihannya.
Meskipun awalnya Maulida bercita-cita lulus di semester tiga pada usia 22 tahun, berbagai tantangan, termasuk kesibukan mengajar, bimbingan tesis, serta kehilangan ayahnya, membuatnya baru bisa menyelesaikan studi di usia 23 tahun. Namun, penundaan ini membawa berkah, dengan dinobatkannya ia sebagai Wisudawan Terbaik di fakultasnya.
Selama kuliah, Maulida aktif di berbagai organisasi seperti HMJ PBA UIN Walisongo dan Qism Munadhomah Nafilah UIN Walisongo, serta menjadi pengurus Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang. Beberapa prestasi yang ia raih antara lain sebagai Duta Bahasa Arab Malikah (UKM Nafilah) dan Finalis Duta DAFA Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada dosen-dosen yang telah menjadi inspirasi dan memberi dukungan, seperti Dr. Naifah, M.S.I dan Dr. Ahmad Ismail, M.Ag., M.Hum.
Pengalaman kuliah di UIN Walisongo memberi Maulida banyak kenangan indah, terutama pertemanan dengan teman-teman yang cerdas dan suportif. Di akhir wawancara, Maulida menyampaikan pesan kepada mahasiswa lainnya, mengutip nasihat dari Pak Fakhruddin Faiz: “Jatuh cinta dan patah hati itu energinya luar biasa, sayang jika tidak digunakan untuk hal yang kreatif dan positif.” Ia menambahkan, “Jika saya yang sedang patah hati bisa mencapai posisi ini, kalian juga pasti bisa, terlebih yang sedang jatuh cinta. Tetap semangat dan selalu rajin dalam segala hal.”
Kisah Maulida Nurul Badriyyah adalah bukti bahwa ketekunan, dukungan keluarga, dan semangat pantang menyerah dapat mengantarkan seseorang meraih kesuksesan meskipun di tengah cobaan berat. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo turut bangga atas prestasi yang diraihnya.